• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • Bintang-Bintang yang Berpergian

    7.18.2012
    Sedang tidak baik, dalam derai senyum dan bahak tawa.
    Sedang tidak baik, berkoherensi dengan yang lalu, atau yang akan.
    Keduanya tipikal, sudah biasa, tapi menyebalkan. Sebal oleh konstelasi pemikiran yang kita lukis sendiri dengan imaji sebagai telunjuk jari. Menghubungkan satu titik ke titik lain, membentuk rasi peristiwa yang berpendar dalam semesta langit bayangan. Rasi yang biasanya abstrak, dan bercerita tentang yang tidak bahagia. Kesemuanya membentuk paket yang kerap disebut kekhawatiran.

    Bapak, Ibu, hari ini; kita.
    Tidur dalam ranjang yang sama, menghangatkan selimut yang sudah hangat.
    Menapak jalan yang sama, meringankan langkah yang sudah ringan.
    Bercerita dengan bahasa cinta yang sama, dalam atmosfer yang kerap disebut keluarga.

    Bapak, Ibu, hari ini; kita.
    Esok, Bapak, Ibu, dan aku, adalah 'aku' yang saling menyendiri. Masih tekun menghitung kilometer yang pahit, masih tekun menyisir angka hari yang hambar. Menanti waktu dan tempat bertemu yang padu.

    Yang bermakna, saat menghisap puntung hidup bersamamu. Meregang memori yang tak ingin kuingat dalam asap yang akan bersenyawa dengan ketiadaan. Membakar yang harus dijadikan pelajaran dalam abu bertempat; tak berarti, tapi tak pantas dilupakan.

    Bapak, Ibu, hari ini; kita-baru mengenal makna, melalui selamat tinggal yang semakin sering. Selamat tinggal yang akan  menggantung di udara.
    Namun, telah kau wakilkan kehadiranmu dengan doa, dan itu cukup.
    Sungguh sangat cukup.
    Kita akan saling baik-baik saja, dalam rasi peristwa menyenangkan yang selalu kita impikan, jika kau percaya.

    Bapak, Ibu, ku tinggalkan kotak di depan pintu.
    Di dalamnya ada selamat tinggal yang lain.